Kawasan Blok M Dilengkapi Perkantoran Tertinggi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Blok M yang identik sebagai pusat ritel akan dilengkapi sebuah perkantoran baru. Perkantoran di tengah-tengah pusat perbelanjaan ini sebagai upaya menjadikan kawasan tersebut menjadi pusat ekonomi baru di selatan Jakarta.

Perkantoran baru bernama Menara Sentraya dikembangkan oleh PT Tata Disantara bekerjasama dengan PT Pasaraya International Hedonisarana. Terletak di kawasan strategis Sentra Pasaraya Blok M, premium office building ini dibangun dengan konsep mixed use terhubung pusat perbelanjaan Pasaraya Blok M yang masih terus berbenah sebagai sentra kerajinan asli Indonesia.

"Menara perkantoran setinggi 36 lantai ini merupakan kantor tertinggi di kawasan Blok M," kata CEO PT Tata Disantara, Ahmad Dipoditiro, di acara groundbreaking menara perkantoran tersebut, Rabu (18/4/2012). 

"Pengembangan perkantoran di tengah-tengah lingkungan komersial menjadi konsep menarik. Target kami adalah perusahaan multinasional," kata Dipo.

Igam Savitri, Director PT Leads Property Service Indonesia mengatakan, lokasi perkantoran Menara Sentraya ini menarik karena terletak tak jauh dari Jalan TB Simatupang sebagai kawasan ekspatriat dengan segitiga emas Central Business District (CBD).

"Di sini bisa menjadi tempat pertemuan para pelaku bisnis," ujarnya.

Perkantoran yang terletak tak jauh dari perumahan Kebayoran, Kemang, dan Dharmawangsa ini menerapkan konsep green dan smart building. Menurut arsitek Ridwan Kamil, konsep hijau pada bangunan ini diaplikasikan lewat pemilihan spesifikasi bangunan serta roof toop building. Pada pelaksanaannya nanti, gedung perkantoran baru ini akan dipandu oleh lembaga rating Green Building Council Indonesia (GBCI).

"Desainnya nanti menonjolkan minimalis dan simplicity. Dengan lokasinya di sudut, semoga bisa menetralkan keruwetan jalan," ujarnya.

Adapun luas seluruh bangunan perkantoran ini termasuk lahan parkirnya mencapai 133.750 meter persegi. Area kantornya sendiri seluas 52.072 meter persegi. Perkantoran ini 60 % untuk strata title, dan sisanya 40% disewakan maupun digunakan oleh pengembang.